Kamis, 24 Desember 2009

Nyanyian keberpihakan kepada yang miskin


Tuhan dipuji dan disembah

Tuhan yang maha kuasa, tak pernah dilupakan

Ritual ibadah, impresif dan ekspresif mewarnai Rumah Tuhan

Tak hentinya meneriakkan nama Tuhan


Rumah Tuhan tak pernah kosong

Dari yang kecil sampai yang besar

Berlomba meneriakkan nama Tuhan

Air mata berlinang, bahkan jatuh pingsan karena pujian kepada Tuhan


Tuhan dipuji dan disembah

Tuhan yang agung diteriakkan

Tak peduli dimana, bahkan di mall

Nama Tuhan diteriakkan. “Puji Tuhan” katanya!


Semakin banyak orang yang meneriakkan nama Tuhan

Di tengah bangsa yang “katanya” religius

Semakin banyak orang rajin ke gereja

Berharap bahwa Tuhan melihat mereka


Tetapi, mereka lupa

Tuhan yang datang 2000 tahun yang lalu

Menjelma di tengah-tengah orang kebanyakan

Yang miskin, yang sakit dan yang dipenjara


Yesus yang dipuja sebagai Tuhan

Rela mengidentikkan dirinya dengan mereka

Bahkan tempat makanan ternakpun menjadi tempat berbaringnya


Tuhan diteriakkan

Tuhan dipuja dan diagungkan

Tuhan disembah dengan riah-riuh

Tuhan disembah dan dipuja dengan linangan air mata


Namun, suara Tuhan tampak diam

Tak pernah ada suara dari langit

Tak ada gemuruh petir sebagai pertanda Tuhan mendengar mereka

Mereka berteriak, menganggungkan nama Tuhan


Ya, Tuhan sebenarnya tidak diam

Ia bahkan berteriak hampir tiap hari

Berteriak, mengatakan

“Ini aku, aku lagi dalam kesakitan. Obatilah aku”

“Anak-anakku lagi membutuhkan biaya sekolah. Bantulah aku”

“ Jenguklah aku. Aku rindu seorang teman”


Tetapi suara hati mereka tidak yakin

Bahwa itu adalah suara Tuhan

Mereka hanya menantikan

Bahwa Tuhan datang kepada mereka, dalam keagungan dan kemuliaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar