Kompas pernah menuliskan sebuah hasil survei yang dilakukan perusahaan riset Harris Interactive di Washington. Hasilnya adalah perempuan lebih suka memilih “akses” internet daripada “seks”. Perempuan bisa absen soal seks daripada akses internet. Sekitar 46 persen perempuan mengaku bisa absen dari seks daripada akses internet. Beda dengan laki-laki. Dikatakan bahwa hanya 30 persen laki-laki bisa absen soal seks. Maka ndak heran jika perempuan doyan akses internet. Bahkan dalam laporan itu dikatakan perempuan (sekitar 61 persen) memilih tidak menonton tv selama dua pekan ketimbang sepekan tidak mengakses internet.
Hasil lain, dari semua responden yang disurvei ternyata 95 persen mengatakan bahwa “sangat penting, sesuatu yang penting” untuk bisa mengakses internet. Dan 65 persen mengatakan bahwa “anggaran” untuk internet “lebih penting” dibanding langganan tv kabel, makan malam di restoran, belanja pakaian atau menjadi klub kebugaran.
Hasil survey ini memang berlangsung di Washington. Mungkin kebiasaan ini tidak juga mewakili semua masyarakat di wilayah Washington apalagi Indonesia. Namun, melihat perkembangan internet di Indonesia yang meningkat dengan pesat, bisa jadi hal itu akan terjadi di Indonesia. Sayang belum ada penelitian mengenai hal ini. Namun, Elijati D. Rosadi SpKJ (K) mengatakan bahwa “hampir semua pasien (anak-anak) yang dibawa kepadanya sudah masuk dalam tahap kecanduan” (Kompas, 15 Desember 2008). Nah, hal ini setidaknya memberi gambaran betapa internet telah mewabah dengan begitu pesatnya, bahkan di kalangan anak-anak.
Hati-hati dengan Adiksi Internet!! Tentu saja tidak hanya berlaku bagi kalangan perempuan saja, yang dikatakan lebih suka “akses” internet, namun juga bagi siapa saja yang memang punya kesempatan untuk mengakses internet. Hati-hati dengan Adiksi Internet!! Apalagi jika itu mengganggu hubungan anda dengan keluarga anda (dan tentu saja menguras habis “fulus” anda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar