Beginilah otakku. Terkadang di luar kendaliku, tetapi kadang di dalam kendaliku. Jika otakku di luar kendaliku, aku tahu karena otakku sungguh adalah ciptaan yang teramat sangat berharga. Dia punya kemampuan itu. Tetapi jika otakku di dalam kendaliku, siapa yang mengendalikan otakku. Aku yang mana yang mengendalikannya? Bukankah aku bisa berpikir ‘sedang mengendalikannya’ justru karena aku punya otak? Walah, kog ya jadi kacau begini.
Hidup? Lalu hidup yang mengendalikan siapa. Aku? Aku yang mana yang mengendalikannya. Aku yang sedang mengendalikan otakku atau aku yang sedang di kendalikan otakku. Atau jangan2 mereka yang sedang mengendalikannya? Mereka yang secara sengaja mengendalikan otakku sehingga aku hidup berdasarkan maunya mereka? Ah, tetapi siapa mereka? Mengapa mereka harus mengendalikan otakku. Adakah tujuan besar dibalik keinginan mereka mengendalikan otakku.
Ah, aku belum tahu. Yang pasti, otakku sedang berpikir keras untuk tahu sedang apa dia, sedang mengendalikan siapa, atau sedang dikendalikankah? Atau malah sedang secara sengaja dikendalikan oleh otak yang lain di luar otak yang ia tinggali. Ah, mumet ternyata punya otak!!!!
sumber gambar: pixabay.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar