Sabtu, 03 April 2010

Renungan WakTu


Suatu hari, seorang ahli “manajemen waktu” berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yang tidak akan dengan mudah dilupakan mahasiswanya. Ketika dia berdiri dihadapan mahasiswanya dia berkata” baiklah sekarang waktunya kuis.” Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran satu galon yang bermulut cukup lebar, dan meletakknya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples. Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yang muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya:”Apakah toples ini sudah penuh?”

Semua siswanya serentak menjawab “sudah”. Kemudian dia berkata “benarkah?” Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada siswanya lagi, “Apakah toples ini sudah penuh?” Kali ini para siswanya hanya tertegun, “mungkin belum”, salah satu dari siswanya menjawab. ”bagus!” jawabnya, kembali dia meraih dari bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, “apakah toples ini sudah penuh?” “belum”, serentak para siswanya menjawab. Sekali lagi dia berkata ”bagus!”

Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si ahli manajemen waktu itu memandang ke arah siswanya dan bertanya, ”apakah maksud dari ilustrasi ini?” seorang siswanya yang antusias langsung menjawab, ”maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha, kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain ke dalamnya.” ”Bukan”, jawab si ahli, ”bukan itu maksudnya.”

Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa kalo kamu tidak meletakkan batu besar itu sebagai yang pertama, kamu tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali. Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istri, orang-orang yang kamu sayangi, persahabatanmu, pendidikanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yang kamu anggap paling berharga dalam hidupmu, hobimu, waktu untuk dirimu sendiri dan kesehatanmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar ini sebagai yang pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk melakukannya.

”Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil (kerikil dan pasir) dalam waktumu maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal kecil, kamu tidak akan punya waktu berharga yang kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting (batu-batu besar) dalam hidupmu.”

[diambil dari berita GKMI, No. 421 Tahun XXXV Oktober 2002, p. 9]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar