Selasa, 06 April 2010

Gagasan John H. Yoder tentang gereja dalam masyarakaT


Tulisan ini hanya ingin memaparkan sedikit tentang gagasan dari J.H. Yoder dalam keterkaitannya dengan peran gereja di tengah-tengah masyarakat.

Banyak orang beranggapan bahwa Yesus tidak relevan dengan kondisi saat ini. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus pada zamannya adalah sesuatu yang idealis. Singkatnya mereka ingin bilang kalo etika Yesus itu sungguh tidak relevan dengan keadaan masyarakat sekarang. Inilah yang membuat gelisah Yoder. Ia mencoba mempertanyakan bagaimana mungkin etika Yesus tidak relevan dengan keadaan kita sekarang ini? Benarkah demikian??

Pada dasarnya Yoder mengatakan bahwa apa yang selama ini diklaim orang sebagai yang tidak relevan, dari kacamatanya Yoder justru sangat relevan. Ia mendasarkan diri pada kajian hermeneutis Injil Lukas dan melihat bahwa tindakan Yesus pada zamannya adalah sebuah tindakan politis. Namun yang membedakannya dengan yang lain [seperti para penguasa Romawi dan agama] yaitu bahwa Yesus mengusung sebuah visi tentang ”kemanusiaan baru” dimana di dalamnya tidak ada lagi pembedaan antara mereka yang Yahudi dan Yunani [mungkin kalo di Indonesia antara suku yang satu dengan suku yang lain], penghargaan dan pembelaan terhadap mereka yang lemah dan tertindas dan diruntuhkannya strata-strata sosial yang sering kali menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat.

Agar visi tentang ”kemanusiaan baru” itu terlaksana, berdasarkan kajian Yoder, Yesus melakukannya bukan dengan ”kekerasan” seperti zelot atau ”menjauh dari dunia” yang memang tidak adil seperti esseni, tetapi dengan mengambil jalan alternatif lain. Ia menciptakan satu komunitas yang konsen terhadap mereka yang miskin, menghindari kekerasan, mau menyapa dan menolong mereka yang tertindas. Komunitas alternatif inilah yang ditampilkan Yesus di zamannya, yang kemudian membedakan mereka dengan komunitas lain di zamannya. Kalau sedikit menyinggung gagasan Hauerwes, Yoder pada dasarnya tidak mau menjauh dari dunia tetapi malah masuk ke dalam dunia. Kalo Hauerwes agak sektarian, menjaga kesucian dan kekudusan kelompok, maka Yoder justru sebaliknya, berbaur dan terjun ke dalam dunia.

Mengapa Komunitas baru? Karena menurut Yoder, agar terciptanya kemanusiaan baru diperlukan contoh dan teladan yang dapat dilihat oleh banyak orang. Dengan komunitas baru ini, diharapkan dapat memiliki implikasi politis terhadap komunitas lain. Efek politis inilah yang akan membuat masyarakat punya visi dan misi dan melaksanakan gagasan tentang ”kemanusiaan baru”.

Oleh karenanya, bagi Yoder, Gereja sangat penting karena melalui gereja sebagai sebuah komunitas yang mewarisi dan menghayati gagasan-gagasan ”kemanusiaan barunya” Yesus dapat dilaksanakan. Maka bagi Yoder, gereja merupakan ”agen perubahan” yang dapat ”menciptakan” kemanusiaan baru tersebut, bukan yang lain, bahkan bukan negara. Karena gereja sebagai bagian dari dunia, yang masih juga bisa jatuh ke dalam dosa, maka gereja memang tidak sempurna.

Tetapi, meskipun demikian, menurut Yoder, yang paling bisa melaksanakannya adalah gereja, meskipun tidak sempurna. Komunitas Yesus juga tidak sempurna. Di dalamnya terjadi persaiangan [mis. Siapa yang paling besar di antara ke-12 murid Yesus] bahkan pada akhirnya, salah seorang di antara mereka mengkhianati Yesus. Ketidaksempurnaan itu sesuatu yang wajar, karena kita masih tinggal dalam dunia yang penuh dengan dosa. Tetapi, pada saat yang sama, komunitas inilah yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk menciptakan ”kemanusiaan baru”.

Jadi tanggungjawab sosial gereja bukan hanya masalah duniawi saja tetapi juga adalah bagaimana menjadi agen perubahan di dalam masyarakat untuk menciptakan kemanusiaan baru tersebut, dengan menjadi teladan bagi masyarakat dimana kita berada. Jadi anggapan bahwa kita baru bisa melakukan perubahan dalam masyarakat dengan memiliki ”kuasa” di dalam pemerintahan atau jabatan2 lain di berbagai isntitusi adalah hal yang sangat tidak tepat. Hal ini pernah dilakukan oleh PGI dengan gagasannya menempatkan Jenderal kristen di jajaran kepengurusan agar visi dan misinya dapat terlaksana. Begitu pula dengan usaha mendirikan partai Kristen, menurut gagasan Yoder adalah sesuatu usaha yang menghabiskan energi. Kita bisa menjadi agen perubahan dalam masyarakat dengan menjadi teladan.

Kesimpulannya adalah visi dan misi tentang ”kemanusiaan baru” yang menghapus kesenjangan sosial, jauh dari tindakan kekerasan, penghargaan terhadap martabat manusia baik sebagai laki-laki maupun perempuan hanya dapat dilakukan jika gereja benar-benar menjadi sebuah komunitas alternatif yang memberikan teladan seperti itu dan mau masuk ke dalam dunia.

Bacaan Lebih lanjuT:
John Howard Yoder, The Politics of Jesus: Behold the Man! Our Victorious Lamb (Grand Rapids, Mich.: W.B. Eerdmans, 1994)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar