Selasa, 06 April 2010

Etika Sosial dan keberagaman budaya di Indonesia


Di Indonesia, sumber moralitas secara umum datang dari agama. Agama sebagai sistem simbol yang menggambarkan sesuatu yang trasenden. Agama memberikan gambaran terhadap apa yang nyata. Di indonesia ada mitos bahwa semua agama memiliki kesamaaan dalam hal moralitas. Tetapi sesungguhnya ada banyak perbedaan. Inilah sumber pembelajaran yang harusnya dikembangkan agar kita dapat belajar dan kenal satu dengan yang lain. Misalnya keberbedaan itu muncul dalam budaya-budaya yang berbeda.

Budaya adalah cara untuk tahu arah. Ia adalah cerita nenek moyang yang membentuk kita sekarang, dan itu memberikan kita pemahaman tentang apa yang baik dan salah. Kemampuan untuk membuka diri dan belajar dari orang lain adalah hal penting.

Tetapi yang harus dihidari adalah eksklusif budaya yang kemudian menganggap bahwa yang di luar dirinya adalah orang lain. Tetapi di dalam solidaritasnya sangat kuat. Ada semacam paradoks di dalamnya. Oleh karena itu, yang harus kita hindari adalah adanya solidaritas tertutup yang hanya mau bergabung dan bergaul dengan sesama etnis yang sama saja. Identifikasi sesama suku yang selama ini kita pakai untuk meniolong orang dan bergaul dengan yang lain adalah hal yang mesti kita hindari dan hentikan. Kita harus mengembangkan solidaritas yang terbuka, yang mau menyapa orang yang ada diluar kita.

Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan dan dihidupi oleh Yesus sendiri, dimana dia mengembangkan sebuah solidaritas yang terbuka. Ia bergaul dengan siapa saja bukan berdasarkan etnisnya saja. Ia bahkan mengambil contoh mereka yang di luar etnisnya sebagai contoh yang dipakai dalam khotbahnya [lih. orang samaria yang baik hati]

So, jika kita mau mengembangkan sebuah solidaritas yang terbuka, kembangkanlah prinsip hidup Yesus dan teladanilah. Semoga!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar