Kita melihat dengan kacamata orang lain lebih banyak dari apa yang kita tangkap dengan mata kita sendiri. Ya, mungkin mata kita bisa melihat apapun dan kemudian menyimpulkan apa yang kita lihat. Tetapi dalam era teknologi informasi sekarang ini, kita melihat justru dengan memakai kacamata orang lain. Realitas yang kita tangkap adalah realitas dari sudut pandang entah kamerawan, produser ataupun sang pemilik media.
Media sangat memainkan peran dalam mempengaruhi persepsi kita tentang sesuatu yang kita sebut sebagai realitas. Padahal realitas yang kita tangkap adalah realitas dengan sudut pandang tertentu yang jelas bukan kita. Maka, menurut saya realitas yang sampai kepada kita, yang kemudian kita olah dan kadang kita sebut sebagai informasi yang sahih dan benar adalah informasi yang sebenarnya tidak mewakili realitas utuh. Kita harus mempertimbangkannya dengan melihat sudut pandang media lain, entah itu masih media televise maupun Koran/majalah. Untuk yang terakhir, ini yang saya kira perlu karena media inilah yang memberikan analisa terhadap satu peristiwa ataupun kejadian yang sering kali tidak tersampaikan di media televise.
Hal yang sama sebenarnya mirip dengan Alkitab. Para penulis Alkitab menulis sesuatu dengan sudut pandang tertentu dan kemudian menuliskannya dengan tujuan tertentu, entah untuk menguatkan komunitasnya ataupun sebagai jawaban atas pertanyaan2 yang membingungkan jemaat. Dalam konteks kita sekarang, perlu sekali melihat sebenarnya apa yang dimaksud dengan pengarang ks untuk mengetahui realitras yang sebenarnya [setidaknya mendekati] aslinya. Dalam rangka itulah kemudian kita perlu mempertimbangkan dokumen di luar Alkitab sebagai informasi yang bisa kita oleh untuk membantu kita melihat dengan jelas realitas yang sedikit banyak bertalian dengan satu peristiwa tertentu.
Penelitian-penelitian social sangat membantuk kita mengerti dengan baik apa yang sebenarnya sampai kepada kita dalam bentuk ks. Mengapa penulis menuliskan demikian adlaah hal yang lumrah untuk kita pertanyakan. Bukan dengan maksud meragukan alkitab tetapi agar kita tidak melakukan kebohongan dengan menyampaikan informasi yang salah kepada orang lain [baca: sesame orang percaya]
Kita memang tidak bisa memahami dengan tepat apalagi setepat-tepatnya apa yang terjadi. Namun dengan adanya niat dan usaha untuk mempertimbangkan informasi yang ada di luar alkitab, kita bisa dengan lebih baik membuat sebuah kesimpulan yang berguna dan bermanfaat untuk kehidupan jemaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar