Rabu, 28 Oktober 2009

Gagasan Sunder warumbe


Sunder Warumbe adalah gagasan mengenai mencintai Tuhan tanpa alasan mengapa. Hal ini diterangkan oleh Dorothee Soelle bertalian dengan pemikiran Meister Eckhart. Dikatakannya “They alone can teach us how to live, in Meister Eckhart's words, sunder warumbe, without a why or wherefore” (Soelle :p. 59). Mencintai Tuhan tanpa alasan mengapa...aku mencintai Tuhan hanya karena Tuhan sendiri..tidak ada alasan lain kecuali cinta pada Tuhan sendiri..bukan karena aku menginginkan surga..ataupun aku mendapatkan pertolonganNya semata, rejeki yang berlimpah dan kesuksesan dalam hidup..bukan itu..aku mencintai Tuhan hanya karena Tuhan sendiri!

Bagi Eckhart, “hidup tanpa alasan mengapa” berarti hidup dan mencintai seperti halnya Tuhan hidup dan mencintai (Almirzanah: hlm. 203). Sunder warumbe ini sering digambarkan seperti bunga mawar. Dengan mengutip Angelus Silesius dan John Caputto, Almirzanah menuliskan :”Bunga mawar [ada] tanpa alasan “mengapa”, mekar karena mekar. Tidak memerhatikan dirinya sendiri, dan tidak minta dilihat” (Almirzanah: hlm. 203)

Jika kita membuat daftar tentang mengapa kita mencintai Tuhan, maka alasan-alasan itulah yang dihindari dalam sunder warumbe. Bukan karena ini dan itu lalu aku mencintai Tuhan. Bukan karena bahwa Tuhan akan memberkati aku..bukan..bukan itu..tetapi aku mencintai Tuhan hanya karena Tuhan sendiri. Bukan karena imbalan yang akan diberikan Tuhan kepadaku..bukan..tetapi hanya karena Tuhan sendiri...

Tetapi dalam kenyataannya, betapa banyak alasan yang ada di dalam hati dan pikiran kita untuk mencintai Tuhan. Mengapa kita mencintai Tuhan? Karena Ia akan memberikan ini dan itu..Ia akan mencukupi ini dan itu...Jika saya mencintai Tuhan, maka saya akan sukses dalam karir, dalam usaha saya, dalam segala macam keinginan saya. Ada banyak alasan mengapa kita mencintai Tuhan. Akhirnya kita mencintai Tuhan bukan karena Tuhan sendiri tetapi karena sederet alasan tersebut.

Tentu kita tidak bisa menyangkal bahwa kita berharap akan ditolong Tuhan dalam segala usaha kita, dalam segala keinginan kita, dan dalam segala macam pergumulan kita. Tetapi yang diharapkan dari kita adalah agar jangan sampai kita terjebak dalam sederet alasan mengapa kita mencintai Tuhan tetapi hanya karena Tuhan itu sendiri. Cinta kita kepada Tuhan bukan dengan pamrih tetapi karena cinta terhadap Tuhan sendiri. Yang diharapkan dalam gagasan sunder warumbe adalah agar kita tetap mengarahkan diri dan segala macam hal tentang cinta kita “hanya” kepada Tuhan sendiri-bukan karena alasan “mengapa”!

Referensi:
Almirzanah, Syafaatun, When Mystic Masters Meet (Jakarta: Gramedia) 2009
Soelle, Dorothee, The Silent Cry: Mysticism and Resistance (Minneapolis: Fortress Press,) 2001 (Translated by Barbara and Martin Rumscheidt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar